Bukan Sekadar Cepat, Balapan Harus Putar Otak
Balapan untuk beberapa orang memang satu harapan yang perlu direalisasikan. Populer, uang banyak, serta berpretasi jadi daya tarik tertentu untuk seorang yang ada dibalik kemudi untuk beradu kebut.
Tetapi, untuk dapat merealisasikan hal itu, dibutuhkan usaha keras, disiplin serta kesabaran yang tambahan. Disamping itu, jadi seorang rider bukan hanya memerlukan otot atau sekedar hanya mempunyai nyali, dan juga otak.
Diterangkan Rifat Sungkar, Rider Reli Nasional, seluruh orang dapat ngebut, tetapi tidak seluruhnya dapat balap. Berarti, begitu beberapa orang yang memikir pendek, serta seluruh orang mempunyai nyali, tetapi tidak seluruhnya menggunakan otaknya.
"Mengapa? Nyali itu tidak dapat dikendalikan emosinya, tiada pertimbangan sehat. Seorang rider yang semakin tinggi jam terbangnya, lebih dapat mengatur kecepatannya dengan santai," jelas Rifat waktu terlibat perbincangan dengan redaksi Liputan6.com.
Sejarah sabung ayam di dalam permainan judi Lanjut suami dari Sissy Priscillia ini, masalahnya ialah, orang yang tidak dapat mengatur emosinya terus memakai nyali. Serta perihal ini pula yang memperbedakan, di antara balapan dengan memakai otak dengan otot.
" Terkadang dengan memakai otot, capeknya mengagumkan, efeknya tinggi sekali, hasilnya tidak ada. Sedang yang memakai otak, dapat memakai otot sedikit, dengan hasil optimal," tegasnya.
Jadi, waktu balapan cuman dengan modal nyali, akan kalah yang memakai taktik periode panjang. Dalam satu balapan, tidak dapat melalui 2 kelokan dengan 1 saat yang sama, serta tidak dapat seorang rider menyalip seluruhnya kelokan secepat-cepatnya, sebab ada elemen kendaraan balap seperti rem, ban, yang penting diingat begitupun dengan taktik.
"Dengan taktik yang kurang masak, meskipun kecepatan sama, tidak ada keuntungan yang dapat diambil. Bila cuman nafsu memakai nyali, akan kalah yang mempunyai taktik bagus. Misalknya, bisa mesin, ban, rem overheat. Sepanjang apa saja kita menang, di lap paling akhir akan gampang diikuti sebab kalkulasinya kurang masak," ujarnya.
Nama Rifat Sungkar sudah pasti tidak asing lagi di dunia otomotif nasional. Segudang prestasi di gelaran reli sudah dia capai.
Walau tercipta dari keluarga rider, suami Sissy Priscillia itu akui mengawali kariernya dengan mobil utang.
"Untuk karier balap sampai tahun ini saya telah ikuti karier balap lebih kurang 26 tahun. Memang jika dibanding keluarga lain, keluarga saya memang keluarga otomotif. Tetapi saya tidak di kasih sarana untuk turut acara balap," kata Rifat waktu terlibat perbincangan dengan Liputan6.com.
Walau ikuti acara yang digagas si ayah, pria kelahiran 22 Oktober 1978 ini memperjelas harus ikuti proses balap seperti peserta yang lain. Sampai, Dia harus bayar uang registrasi serta tidak ada perlakukan spesial.
"Untuk turut lomba sprint rally yang bokap (ayah) buat saja, itu harus bayar registrasi. Sebab bokap katakan jika tidak bayar uang registrasi, jika menang ya tidak mengambil uang hadiah. Jadi mobil pinjam, spare part seken, pendfataran harus bayar, running biaya team dijamin sendiri," katanya.
Rifat akui, piala pertama kali yang dia angkat bukan dari kejuaraan reli. Ayah 2 anak itu pertama-tama terjun di dunia balap waktu berumur 14 tahun. Gokart jadi awalnya kariernya di dunia balap.
Rifat Sungkar dikenali untuk rider reli profesional. Prestasi yang dia capai tidak instant. Mengawali karier di umur muda, Rifat harus lewat banyak halangan